Pages

Thursday, July 9, 2015

Kemacetan di DKI Jakarta


Gambar tersebut diambil di daerah kalibata yang isinya menolak beroperasinya GoJek maupun Grab-Bike. Fenomena tersebut telah banyak bermunculan dimasyarakat, yang terang-terangan menolak seperti gambar diatas maupun yang menghadang serta mengancam pengemudi GoJek/Grab-Bike yang melewati pangkalan ojek daerah tertentu.

Banyak kelebihan maupun kekurangan dengan adanya Gojek/Grab-Bike tersebut. Ada yang membela pengemudi ojek pangkalan karena pendapatan mereka menurun, ada juga yang memuji inovasi yang ditawarkan oleh GoJek/Grab-Bike untuk membantu memecahkan masalah kemacetan Jakarta serta memenuhi kebutuhan pelanggan yang perlu cepat sampai di tujuan. Kang Abas sudah mencoba menganalisa dan melakukan rekayasa sosial untuk melihat keunggulan dan keefektifan GoJek dalam memberikan layanan terbaik kepada pelanggannya dalam blognya. Memberikan layanan dan keuntungan, baik ke pelanggan maupun pengemudinya, merupakan keunggulan yang ditawarkan oleh GoJek.

GoJek/Grab-Bike merupakan salah satu usaha dari perorangan yang melihat adanya peluang bisnis dibalik kesemerawutan lalu lintas kota besar. Masalah kesemerawutan lalu lintas memang bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah untuk mengurai kemacetan, namun menjadi tanggung jawab semua orang. Pemerintah telah mencoba berbagai cara untuk mengatasi permasalahan ini, semisal dengan penambahan ruas jalan tol dalam kota, menyediakan transportasi massal, hingga membangun jalan layang/terowongan untuk menghindari penumpukan di persimpangan jalan.

Berikut ini akan kita bahas sedikit mengenai upaya-upaya apa saja yang telah atau sedang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurai kemacetan di kota besar, terutama kota Jakarta.

a)      Penambahan ruas jalan tol dalam kota

Pada pertengahan 2014, Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan dana sebesar Rp 3 Triliun untuk pembebasan lahan untuk membangun 6 ruas tol dalam kota yang berada diatas jalan existing. Untuk pembangunan sendiri,  akan dimulai 2015 dan akan selesai pada 2017 dengan nilai investasi sebesar Rp 40 Triliun sepanjang 69,77 kilometer. Banyak pihak yang pro dan kontra terhadap kebijakan ini, yang pro menganggap kebijakan ini dapat menambah akses jalan dan mengurai kemacetan dititik-titik padat di Jakarta. Bagi yang kontra, penambahan jalan tidak akan memberikan dampak positif apapun karena dikhawatirkan akan semakin menambah kepemilikan mobil pribadi yang akan membuat kemacetan semakin parah. [Sumber : Kompas.com]

b)      Pembuatan jalan layang/terowongan
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Yusmada Faizal, mengatakan saat ini tahap awal tiga proyek pembangunan jalan sudah diselesaikan oleh Pemprov DKI. Ketiga proyek itu adalah jalan layang Ciledug-Blok M-Tendean, jembatan layang Kuningan selatan dan Permata Hijau [Sumber : cnnindonesia.com].  Pembangunan ini dapat mengurai kemacetan nantinya, hanya saja dalam proses pembangunannya, kemacetan disekitar proyek pembangunan semakin parah dan membuat kendaraan hanya melaju 10 km/jam seperti yang terjadi di ciledug [Sumber : tempo.com

 
c)       Mass Rapid Transport


Transjakarta umumnya disebut Busway adalah sebuah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan, yang beroperasi sejak tahun 2004 di Jakarta, Indonesia. Sistem ini didesain berdasarkan sistem TransMilenio yang sukses di Bogota, Kolombia. Transjakarta dirancang sebagai moda transportasi massal pendukung aktivitas ibukota yang sangat padat. Transjakarta merupakan sistem BRT dengan jalur lintasan terpanjang di dunia (208 km), serta memiliki 228 halte yang tersebar dalam 12 koridor (jalur), yang awalnya beroperasi dari 05.00 - 22.00 WIB, dan kini beroperasi 24 jam. Transjakarta dioperasikan oleh PT Transportasi Jakarta. Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam operasional Transjakarta (Pramudi, petugas bus, petugas halte, dan petugas kebersihan) sekitar 6.000 orang. Jumlah rata-rata harian pengguna Transjakarta diprediksikan sekitar 350.000 orang. Sedangkan pada tahun 2012, Jumlah pengguna Transjakarta mencapai 109.983.609 orang [Sumber : Wikipedia]. 

Transjakarta merupakan salah satu Mass Rapid Transport yang dibuat oleh Pemprov DKI Jakarta selain pembangunan monorail, peningkatan pelayanan Commuter Line, hingga pembuatan waterway yang mulai terbengkalai. Monorail yang rencananya sepanjang 29 km dengan dua jalur, statusnya masih belum jelas dikarenakan ketidakjelasan kontrak, masalah pembangunan depo, hingga ketidaktersediaannya dana pembangunan.

d)      Perbaikan fasilitas umum
 
Untuk memikat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum, Pemprov DKI tidak hanya menyediakan berbagai pilihan jenis angkutan, namun juga terus menerus meningkatkan layanan dan kenyamanan fasilitas pendukung. Pembelian bus transjakarta baru, meluncurkan APTB untuk menjangkau tidak hanya masyarakat dalam kota namun juga dari kota-kota satelit sekitar jakarta, meluncurkan program angkutan malam hari (amari) dan angkutan dini hari (andini) di 7 koridor busway, penjadwalan armada Transjakarta maupun KRL Commuter Line, hingga perenovasian stasiun untuk dapat menampung penumpang lebih banyak seperti yang terjadi di stasiun Palmerah. Saat ini penumpang yang keluar-masuk Stasiun Palmerah mencapai 14.000 orang per hari. Stasiun Palmerah baru selesai direnovasi. Dilengkapi dengan lift dan jembatan penyeberangan, Stasiun Palmerah naik status menjadi stasiun besar. Desainnya juga megah dengan kanopi setengah lingkaran yang merungkup stasiun. Dengan naiknya status stasiun tersebut, penumpang ditargetkan naik 50.000 orang per hari. [Sumber : Tempo.com

Saat ini, masih banyak program Pemprov DKI yang masih berjalan untuk meningkatkan pelayanan dan kenyamanan angkutan umum di DKI Jakarta. Dengan berpindahnya pengguna angkutan pribadi menggunakan angkutan umum, diharapkan kemacetan akan terurai. Dengan melihat peluang kemacetan yang semakin parah dan ketidaksabarannya pengguna jalan raya inilah yang dilirik pendiri GoJek/Grab-Bike dengan memanfaatkan teknologi informasi yang tidak hanya mengedepankan kecepatan sampai di tujuan namun juga kemudahan dalam pemesanan dan pembayaran.

Inovasi teknologi informasi yang digunakan oleh GoJek/Grab-Bike sebenarnya sangat bagus sekali diterapkan dalam konteks transportasi. Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta Ellen Tangkudung mengatakan, teknologi informasi di bidang transportasi ini sangat membantu pengguna, terlebih di kota besar memiliki jaringan infrastruktur teknologi informasi lebih baik. Penggunaan aplikasi untuk angkutan umum harus didorong agar bisa mengintegrasikan seluruh moda transportasi. Jangan sampai pemangku kebijakan terlena dengan keberadaan aplikasi saat ini dan tidak mengembangkan aplikasi untuk tujuan yang lebih luas. Bila aplikasi bisa diterapkan masif, pengguna angkutan umum bisa lebih banyak. [Sumber : Kompas, 7 Juli 2015, hal 27].

Masalah kemacetan merupakan masalah rumit di setiap kota besar. Namun, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja untuk memecahkan masalah ini. Kita sebagai pengguna jalan raya pun harus ikut berkontribusi, dengan cara bersabar dan mendukung program-program pemerintah yang bertujuan untuk memecahkan masalah kemacetan ini.

No comments:

Post a Comment